Skip to content

Paparan cahaya terang di malam hari tingkatkan risiko terkena diabetes

Written by

anjir2135as

Pernahkah Anda menyadari bahwa paparan cahaya terang di malam hari dapat meningkatkan risiko terkena diabetes? Sebuah penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa terlalu banyak cahaya terang di malam hari dapat memengaruhi produksi hormon insulin dalam tubuh, yang dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena diabetes.

Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Illinois menemukan bahwa paparan cahaya terang di malam hari dapat mengganggu ritme alami tubuh, yang dikenal sebagai ritme sirkadian. Ritme sirkadian adalah jam biologis internal yang mengatur berbagai proses dalam tubuh, termasuk produksi hormon insulin.

Ketika kita terpapar cahaya terang di malam hari, tubuh kita cenderung menghasilkan lebih sedikit hormon insulin, yang dapat menyebabkan tingkat gula darah menjadi tidak terkendali. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.

Selain itu, paparan cahaya terang di malam hari juga dapat mengganggu pola tidur dan mengurangi kualitas tidur kita. Kurang tidur dan gangguan tidur juga diketahui dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan paparan cahaya terang di malam hari dan mencoba untuk menguranginya sebisa mungkin. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan antara lain adalah mematikan lampu yang terlalu terang di malam hari, mengurangi penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel dan komputer sebelum tidur, serta mencoba untuk tidur dalam kegelapan yang lebih baik.

Dengan memperhatikan paparan cahaya terang di malam hari dan berusaha untuk menguranginya, kita dapat mengurangi risiko terkena diabetes dan menjaga kesehatan tubuh kita secara keseluruhan. Jadi, jangan remehkan dampak paparan cahaya terang di malam hari dan mulailah untuk memperhatikan kebiasaan Anda sekarang juga.

Previous article

Dokter sebut prevalensi anak terkena alergi susu sapi capai 7,5 persen

Next article

Bunga Lenanta ceritakan pengalaman sang anak terkena alergi susu sapi