Skip to content

IDAI: Pertusis di Indonesia banyak yang tidak terdata

Written by

anjir2135as

Pertusis, atau yang sering dikenal dengan sebutan batuk rejan, merupakan salah satu penyakit menular yang masih sering terjadi di Indonesia. Meskipun demikian, data mengenai kasus pertusis di Indonesia masih banyak yang tidak terdata dengan baik oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).

Menurut data dari IDAI, kasus pertusis di Indonesia masih cukup tinggi, namun angka tersebut mungkin hanya merupakan sebagian kecil dari kasus sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan kasus pertusis, kurangnya pemahaman mengenai penyakit ini, serta keterbatasan dalam sistem pelaporan data di beberapa daerah.

Pertusis sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Gejala pertusis biasanya dimulai dengan batuk kering yang kemudian berkembang menjadi batuk berdahak yang disertai suara “rejan” atau “whooping” yang khas. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, namun lebih sering terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun.

Penting untuk diketahui bahwa pertusis dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi yang belum divaksinasi. Oleh karena itu, penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Vaksinasi merupakan cara terbaik untuk melindungi diri dan orang lain dari penyakit ini.

IDAI sebagai organisasi yang peduli terhadap kesehatan anak-anak terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi dan pencegahan penyakit. Melalui kampanye-kampanye sosialisasi dan edukasi, diharapkan kesadaran masyarakat mengenai pertusis dan pentingnya melaporkan kasus penyakit ini dapat meningkat.

Dengan demikian, diharapkan kasus pertusis di Indonesia dapat terdeteksi dan ditangani dengan lebih baik, sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini. Semua pihak, baik pemerintah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat, perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini demi terciptanya generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan.

Previous article

Tips dan trik membuat alis bagi pemula

Next article

Alis jadi kunci penting dari riasan