Di balik kata-kata: Menerawang hati Jokowi dalam pidato terakhirnya
Dalam pidato terakhirnya sebagai Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, mengungkapkan berbagai hal yang mewakili hati dan pikirannya selama memimpin negara selama lima tahun terakhir. Pidato ini disampaikan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-74 di Istana Negara pada tanggal 16 Agustus 2019.
Salah satu hal yang menarik dari pidato tersebut adalah ketika Jokowi menyampaikan tentang pentingnya memiliki hati yang tulus dalam menjalankan kepemimpinan. Ia menyatakan bahwa sebagai seorang pemimpin, hati yang tulus dan ikhlas harus senantiasa ada dalam setiap keputusan dan langkah yang diambil. Hal ini menunjukkan bahwa Jokowi bukan hanya memimpin dengan akal dan pikiran, tetapi juga dengan hati yang tulus.
Jokowi juga menyoroti pentingnya persatuan dan kesatuan dalam membangun bangsa. Ia menekankan bahwa Indonesia adalah negara yang beragam, baik dari segi suku, agama, budaya, maupun ras. Namun, perbedaan-perbedaan tersebut harus dijadikan sebagai kekuatan untuk bersatu demi kemajuan bangsa. Jokowi menyampaikan bahwa persatuan dan kesatuan adalah kunci utama dalam mencapai kemajuan bersama.
Selain itu, Jokowi juga menitikberatkan pada pentingnya kerja keras dan semangat pantang menyerah dalam mencapai cita-cita. Ia menyebutkan bahwa tantangan dan rintangan pasti akan ada dalam perjalanan mencapai tujuan, namun dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah, segala hal bisa diatasi. Jokowi juga menegaskan bahwa keberhasilan tidak akan datang dengan mudah, melainkan harus diraih dengan usaha dan perjuangan yang keras.
Dari pidato terakhir Jokowi ini, dapat kita lihat betapa pentingnya memiliki hati yang tulus, persatuan dan kesatuan, serta semangat pantang menyerah dalam membangun bangsa. Semoga pidato ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang demi Indonesia yang lebih baik. Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-74! Merdeka!